Pelajaran kecil dari Rayap
Tau hewan itu?
Hewan kecil seperti belatung. Lunak tubuhnya.
Pelajaran kecil dari rayap.
***
Kemarin, tepatnya tanggal 25 Oktober 2015, waktunya izin reguler untuk akhwat. Alhamdulillah dapet tapi lagi proses pengiritan (ya, taulah). Alhasil saya ga reguler dan berniat untuk beres-beres saja. Dua teman sekamar (Dila dan Najwa) juga ternyata sama-sama lagi irit. Ah, asik malah.
Beres-beres jadi harga mati. Sekitar jam 10-an kita mulai beraksi. Nyapu, ngepel, bersihin jendela, kamar mandi, sampai melipat persediaan plastik untuk buang sampah menjadi bentuk segitiga (btw, saya baru tau caranya). Bersih-bersih tertunda sebentar untuk shalat dan makan siang. Selepasnya, Dila ke CSA, Najwa istirahat, dan saya masih greget sama lemari saya. Tidak begitu buruk sebenarnya, tapi kurang afdhal aja kalo ga disentuh tu lemari.
Disinilah kejadian tragis bermula...
Ketika saya mengambil tumpukan buku dan dokumen dari dalam lemari bagian bawah, mata saya menangkap sesuatu yang ganjil. Karena penasaran, saya ambil semua dokumen itu. Innalillahi.. banyak sekali rayap di situ. Saya buka salah satu map berisi rapor SD, rapor MTs, dan piagam-piagam masa kecil saya.
*hening*
Puluhan, ratusan, hingga ribuan rayap sedang berpesta rupanya. Suatu hal yang sama sekali tak terduga. Dengan rasa bercampur aduk, saya ambil semua dokumen itu dan saya bawa ke depan kamar. Saya buka lembar demi lembar yang sudah lembab itu, sekali terbuka ratusan rayap menyembul dengan bahagianya. Yang lebih pahitnya, rapor SD dan rapor MTs sudah lebih dari separuhnya tergrogoti. Piagam yang masih terlaminating selamat sebagian. Fotokopian akta, ijazah, SKHU yang susah-susah dibawakan ibu dari rumah sudah tak berbentuk lagi.
*masih hening*
Dulu saya pernah berkeinginan seperti ibu dan ayah saya. Menunjukkan rapor-rapor itu ke anak-anaknya, dan sekarang sirna sudah keinginan itu.
Baiklah, saya terdiam beberapa saat setelahnya.
Terkadang kita luput dari hal-hal kecil. Saya sebelumnya sudah merasa aman dan baik-baik saja, namun ternyata tidak. Ada-ada saja memang. Terlihat sepele mungkin bagi beberapa orang. Tapi bagi saya tidak. Kenangan yang hilang begitu saja.
Terimakasih rayap, kau memberi banyak pelajaran. Belajar untuk ikhlas, tidak menyepelekan hal sekecil apapun, dan banyak lagi.
Sekali lagi, terimakasih
Hewan kecil seperti belatung. Lunak tubuhnya.
Pelajaran kecil dari rayap.
***
Kemarin, tepatnya tanggal 25 Oktober 2015, waktunya izin reguler untuk akhwat. Alhamdulillah dapet tapi lagi proses pengiritan (ya, taulah). Alhasil saya ga reguler dan berniat untuk beres-beres saja. Dua teman sekamar (Dila dan Najwa) juga ternyata sama-sama lagi irit. Ah, asik malah.
Beres-beres jadi harga mati. Sekitar jam 10-an kita mulai beraksi. Nyapu, ngepel, bersihin jendela, kamar mandi, sampai melipat persediaan plastik untuk buang sampah menjadi bentuk segitiga (btw, saya baru tau caranya). Bersih-bersih tertunda sebentar untuk shalat dan makan siang. Selepasnya, Dila ke CSA, Najwa istirahat, dan saya masih greget sama lemari saya. Tidak begitu buruk sebenarnya, tapi kurang afdhal aja kalo ga disentuh tu lemari.
Disinilah kejadian tragis bermula...
Ketika saya mengambil tumpukan buku dan dokumen dari dalam lemari bagian bawah, mata saya menangkap sesuatu yang ganjil. Karena penasaran, saya ambil semua dokumen itu. Innalillahi.. banyak sekali rayap di situ. Saya buka salah satu map berisi rapor SD, rapor MTs, dan piagam-piagam masa kecil saya.
*hening*
Puluhan, ratusan, hingga ribuan rayap sedang berpesta rupanya. Suatu hal yang sama sekali tak terduga. Dengan rasa bercampur aduk, saya ambil semua dokumen itu dan saya bawa ke depan kamar. Saya buka lembar demi lembar yang sudah lembab itu, sekali terbuka ratusan rayap menyembul dengan bahagianya. Yang lebih pahitnya, rapor SD dan rapor MTs sudah lebih dari separuhnya tergrogoti. Piagam yang masih terlaminating selamat sebagian. Fotokopian akta, ijazah, SKHU yang susah-susah dibawakan ibu dari rumah sudah tak berbentuk lagi.
*masih hening*
Dulu saya pernah berkeinginan seperti ibu dan ayah saya. Menunjukkan rapor-rapor itu ke anak-anaknya, dan sekarang sirna sudah keinginan itu.
Baiklah, saya terdiam beberapa saat setelahnya.
Terkadang kita luput dari hal-hal kecil. Saya sebelumnya sudah merasa aman dan baik-baik saja, namun ternyata tidak. Ada-ada saja memang. Terlihat sepele mungkin bagi beberapa orang. Tapi bagi saya tidak. Kenangan yang hilang begitu saja.
Terimakasih rayap, kau memberi banyak pelajaran. Belajar untuk ikhlas, tidak menyepelekan hal sekecil apapun, dan banyak lagi.
Sekali lagi, terimakasih
Komentar