Resensi
MODUS ANOMALI
1. Judul : Modus Anomali

3.
Sutradara :
Joko Anwar
4.
Produser :
Sheila Timothy
5.
Rumah Produksi: LifeLike Pictures
6.
Tahun Rilis :
2012
7.
Durasi :
87 menit
8.
Anggaran :
1,8 Miliar
Film yang
berjudul Modus Anomali ini adalah sebuah film yang cukup terkenal di dalam
maupun luar negeri. Film yang
disutradarai oleh pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini merupakan sebuah
film bergenre thriller psikologi dan
juga merupakan karya agung keempat setelah Janji Joni (2005), Kala
(2007) dan Pintu terlarang (2009). Berbagai
prestasi telah diukirnya, seperti di
tahun 2005 film
Janji Joni menjadi Best
Movie di MTV Indonesia Movie Award, lalu di tahun 2007 film Kala mendapat penghargaan sebagai film
terbaik dan Joko Anwar sebagai sutradara tercerdas Asia tahun itu dari majalah Sight & Sound di Inggris. Kemudian
di tahun 2008 Fiksi menjadi film
terbaik dan skenario terbaik FFI 2008, dilanjutkan pada tahun 2009 Pintu Terlarang mendapatkan penghargaan
tertinggi sebagai film terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival
2009, dan yang terakhir di tahun 2011, Modus
Anomali memenangkan penghargaan Bucheon Award di ajang Network of Asian
Fantastic Films (NAFF).
Modus Anomali termasuk dalam salah satu film yang tidak langsung disukai oleh masyarakat
awam, hal ini bisa dibuktikan dari animo penonton yang hanya mencapai kisaran
47.703 penonton. Namun, ini bisa menjadi sebuah batu loncatan besar bagi dunia
perfilman Indonesia. Seperti halnya penghargaan seperti disebutkan di atas yang
diperoleh film ini, menunjukkan meningkatnya citra dunia perfilman Indonesia.
Berawal dari sebuah
keluarga dengan dua orang anaknya yang sedang berlibur serta menginap di kabin
sebuah hutan. Tiba-tiba datanglah seorang pria yang diperankan oleh Rio Dewanto
yang terkejut melihat sesosok wanita hamil yang berlumuran darah tak bernyawa
di belakangnya. Lalu ia memutar rekaman tragedi pembunuhan tragis dihandycame yang tepat berada di depan
jenazah wanita malang tersebut. Tak lama setelahnya, ia berlari ke luar rumah
menuju hutan belantara mencari dua anak yang masih berkeliaran. Namun,
keanaehan pun terjadi, lelaki yang dikenali identitasnya sebagai John itu
tiba-tiba seperti tak sadarkan diri atas apa yang terjadi padanya. Ia terus
berlari berkejaran dengan waktu, karena ia selalu menemukan jam alarm di
mana-mana. Malam itu, ia kalut mencari dan berteriak memanggil kedua anak si
wanita malang tadi, dan tibalah masa di mana justru ia sendiri yang membunuh
dua anak tersebut. Hingga pada akhirnya, datanglah sebuah keluarga baru yang
juga menginap di hutan tersebut. Di sinilah misteri pembunuhan wanita malang
yang telah disebutkan di awal tadi
terpecahkan.
Tokoh yang diperankan
oleh Rio Dewanto ini cukup memberikan energi tersendiri bagi para penontonnya. Dialog
yang ada di film ini terbilang sangat sedikit dan menggunakan bahasa inggris.
John sebagai tokoh utama justru lebih banyak melakukan bahasa tubuh dan
penekanan pada mimik wajah. Alur cerita yang dirancang oleh Joko Anwar di film
ini tak usah ditanya lagi. Meskipun pada awal ceritanya membingungkan karena
hanya adegan John yang tanpa suara kelimpungan mencari sesuatu dan mungkin ini
juga yang menyebabkan film ini tidak begitu digemari oleh masyarakat awam pada
umumnya. Namun, lagi-lagi mengingat prestasi yang telah ditorehkan oleh film
ini, berarti memang sudah selayaknya alur cerita ini wajib diacungi jempol.
Tema yang diusung oleh
Joko Anwar ini terbilang unik dan dapat memicu adrenalin penontonnya. Apalagi
ditambah dengan gaya Rio Dewanto yang tak perlu diragukan lagi. Kalau
dibandingkan dengan film lokal lainnya, sepertinya belum ada yang mampu
menyaingi Modus Anomali sebagai film thriller
psikologi ini.
Nilai-nilai yang ada di
film ini antara lain, bagaimana seorang manusia harus bisa mengendalikan emosi
dan amarahnya. Sifat psikopat yang dimainkan oleh John ini seharusnya bisa
menyadarkan masyarakat yang masih memiliki sifat keras dan temperamen agar
sebaiknya cepat-cepat merubah diri karena jiwa psikopat itu bermula dari sifat
keras, temperamen dan mudah marah. Seorang psikopat adalah orang yang gemar
menyakiti, membunuh ataupun menganiaya siapapun demi kepuasan batinnya. Jika
pada umumnya ada seseorang yang sengaja ataupun tidak membunuh orang lain, maka
ia akan memiliki rasa bersalah meskipun hanya sedikit. Lain halnya dengan
seorang psikopat yang mana jika ia membunuh orang lain, maka hal yang
dirasakannya adalah ketagihan dan ketagihan. Jadi, Joko Anwar mengharapkan agar
penonton memiliki sifat pemaaf agar tentram hidupnya. Karena, dalam film ini si
psikopat benar-benar terlihat tidak tenang dengan hidupnya dan tentunya
mendapat dosa yang berlimpah karena melenyapkan nyawa tak berdosa tadi.
Perihal kelebihan yang
dimiliki oleh film ini, tentunya tak luput dari alur cerita yang mampu
menghipnotis penonton agar tak beranjak dari tempat duduknya dikarenakan
penasaran dengan jalan cerita film ini. Jalan cerita yang sama sekali tidak
bisa ditebak jika penonton tidak menyaksikan film ini dari awal sampai akhir,
menjadi nilai tambah untuk Joko Anwar. Namun, lagi-lagi masalah adegan di awal
yang teramat membosankan dan membuat penonton ingin cepat-cepat menyudahi film
ini patut menjadi catatan di film ini. Kemudian, pada adegan John
muntah-muntah, yang terlihat oleh penonton seharusnya adalah idealnya, namun
yang terjadi di adegan muntah itu adalah semacam tipuan di mana terlihat jelas
muntahan yag dikeluarkan itu berasa dari samping badannya. Sehingga terlihat seperti
tak asli.
Pengambilan gambar oleh
Gunnar Nimpuno ini bisa dianggap sebagai faktor pendukung kesuksesan
perfilman Indonesia di masa yang akan datang. Kamera yang biasanya digunakan
menenggunakan rel kini di Modus Anomali langsung dipanggul oleh sang kameramen
sendiri, sehingga daun-daun yang ada di depan John ketika sedang berlari
ternyata sudah bergerak terlebih dahulu. Di salah satu sisi, ini bisa dianggap
sebagai sebuah kekurangan karena terlihat ada pihak selain John di situ. Namun,
di sisi lain ini bisa dianggap sebagai nilai tambah karena menimbulkan efek
tegang.
Kemudian, mengenai
animo masyarakat atas film ini cukup mengejutkan karena menurut data statistik
film Indonesia.Or.id film ini justru lebih rendah peminatnya dibandingkan film Nenek Gayung yang sudah jelas jauh berbeda kualitasnya. Bisa jadi karena
menggunakan bahasa inggris atau mungkin karena jalan cerita yang rumit sehingga
membuat masyarakat awam malas menonton film yang menurut mereka membingungkan
dan tidak jelas. Namun di sisi lain, film yang diproduksi oleh Joko Anwar
termasuk Modus Anomali ini, menjadi
titik perkembangan dunia perfilman Indonesia di kancah dunia. Hal ini terbukti
dari prestasi yang sudah diraihnya. Perfilman Indonesia yang sebelumnya
dianggap monoton dan terkesan biasa saja karena jalan cerita yang mudah
ditebak, kini sudah mulai menunjukkan taringnya.
Film ini cocok
dikonsumsi oleh orang yang berusia lebih dari 17 tahun. Karena banyak adegan
yang tidak patut dikonsumsi oleh anak-anak seperti pembunuhan yang tergambar
secara detail dan sebagainya. Kemudian, mengenai lokasi diambilnya film Modus
Anomali ini ialah di daerah Sentul, Bogor. Mungkin sebagian orang tidak
langsung percaya, karena pohon-pohon seperti cemara dan pinus ada di sana terlihat seperti bukan di
Indonesia.
Dengan
melihat kondisi masyarakat Indonesia miris seperti sekarang ini mengingat
justru banyak film yang kurang berkualitas menjadi kegemaran masyarakat kita,
alangkah baiknya jika seluruh sutradara film di Indonesia juga mengusung tema
sejarah bangsa Indonesia agar masyarakat Indonesia lebih mencintai negaranya. Apalagi
jika film tersebut dikonsumsi juga oleh masyarakat luar negeri , semakin berjayalah Indonesia.
Komentar